Mr. Prof. Muhammad Yamin, SH
(lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal di
Jakarta, 17 Oktober 1962 ) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.
Ia dimakamkan di Talawi, Sawahlunto Beliau merupakan salah satu perintis
puisi modern di Indonesia, serta juga 'pencipta mitos' yang utama
kepada Presiden Sukarno. Ia menikah dengan Raden Ajeng Sundari
Mertoatmadjo. Salah seorang anaknya yang dikenal, yaitu Rahadijan
Yamin. Ia meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta. Di
zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena
dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan
itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya
kesusastraan Belanda.
Karya-karya pertamanya ditulis dalam
bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbahasa
Belanda, pada tahun 1920. Karya-karyanya yang awal masih terikat kepada
bentuk-bentuk bahasa Melayu Klasik.
Pada tahun 1922, Yamin muncul
buat pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air ; maksud
"tanah air"-nya ialah Sumatera. Tanah Air merupakan himpunan puisi
modern Melayu yang pertama yang pernah diterbitkan. Sitti Nurbaya, novel
modern pertama dalam bahasa Melayu juga muncul pada tahun yang sama,
tetapi ditulis oleh Marah Rusli yang juga merupakan seorang Minangkabau.
Karya-karya Rusli mengalami masa kepopuleran selama sepuluh tahun .
Himpunan Yamin yang kedua,
Tumpah Darahku, muncul pada 28 Oktober 1928. Karya ini amat penting dari
segi sejarah karena pada waktu itulah, Yamin dan beberapa orang pejuang
kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa,
dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. Dramanya, Ken Arok dan Ken Dedes
yang berdasarkan sejarah Jawa muncul juga pada tahun yang sama. Antara
akhir dekade 1920-an sehingga tahun 1933, Roestam Effendi, Sanusi Pane,
dan Sutan Takdir Alisjahbana merupakan pionir-pionir utama bahasa
Melayu-Indonesia dan kesusasteraannya.
Walaupun Yamin melakukan banyak
eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, dia masih lebih menepati
norma-norma klasik bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi
penulis yang lebih muda. Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel
sejarah dan puisi yang lain, serta juga menterjemahkan karya-karya
William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.
[sunting] Politik
Pada tahun 1932, Yamin
memperoleh ijazahnya dalam bidang hukum di Jakarta. Ia kemudian bekerja
dalam bidang hukum di Jakarta sehingga tahun 1942. Karier politiknya
dimulai dan beliau giat dalam gerakan-gerakan nasionalis. Pada tahun
1928, Kongres Pemuda II menetapkan bahasa Indonesia, yang berasal dari
bahasa Melayu, sebagai bahasa gerakan nasionalis Indonesia. Melalui
pertubuhan Indonesia Muda, Yamin mendesak supaya bahasa Indonesia
dijadikan asas untuk sebuah bahasa kebangsaan. Oleh itu, bahasa
Indonesia menjadi bahasa resmi serta alat utama dalam kesusasteraan
inovatif.
Semasa pendudukan Jepang antara
tahun 1942 dan 1945, Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA),
sebuah organisasi nasionalis yang disokong oleh pemerintah Jepang. Pada
tahun 1945, beliau mencadangkan bahwa sebuah Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) diasaskan serta juga bahwa negara yang
baru mencakup Sarawak, Sabah, Semenanjung Malaya, Timor Portugis, serta
juga kesemua wilayah Hindia Belanda. Sukarno yang juga merupakan anggota
BPUPK menyokong Yamin. Sukarno menjadi presiden Republik Indonesia yang
pertama pada tahun 1945, dan Yamin dilantik untuk jabatan-jabatan yang
penting dalam pemerintahannya.
Yamin meninggal dunia di Jakarta
dan dikebumikan di Talawi, sebuah kota kecamatan yang terletak 20
kilometer dari ibu kota Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
0 komentar
Posting Komentar